Langsung ke konten utama

makalah manfaat shalat bagi kesehatan mental



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat sebagai salah satu konsep keagamaan dalam masyarakat islam diyakini mampu menghadirkan nilai-nilai yang sangat diharapkan manusia untuk mencapai makna hidup sejati. Hikmah disyariatkan shalat adalah bahwa shalat dapat membersihkan diri, menyucikannya, membiasakan manusia terbiasa bermunajat kepada Allah dan mencegah berbuatan keji dan munkar. Shalat sempurna yang didasari oleh kekhusyukan dan ketundukan diri akan menerangi hati dan mendidik jiwa. Di samping itu shalat akan mengajarkan kepada si hamba tentang adab mengabdikan diri, juga mengajarkan mengabdikan diri, juga mengajarkan tentang kewajiban-kewajiban ketuhanan kepada Allah SWT, dengan apa yang telah ditanamNya dalam hati tentang keluhuran dan keagunganNya. Di samping itu shalat juga menjadi perhiasan seorang hamba dan menjadikannya makin diperindah oleh kesempurnaan akhlak, seperti jujur, terpercaya, rendah hati, menepati janji, menerima apa adanya, berbuat baik, dan hanya menyembah Allah SWT.
Ibadah shalat yang dilaksanakan ada yang wajib dan sunnah. Shalat wajib dalam kesehatan mental fungsinya sebagai pondasi yang menjadi dasar dalam proses penyembuhan bagi manusia yang terganggu kesehatan mentalnya. Selain ibadah shalat wajib, ada shalat sunnah. Dan macam shalat sunnah itu antara lain adalah shalat sunnah wudhu, rawatib, tahajjud, hajat, istikhoroh, taubat, duha, dan lain-lain. Dan dalam bacaan shalat sunnah tersebut teradapat didalamnya spesikfikasi permohonan sesuai dengan kebutuhan manusia dan Allah men-sunnahkan manusia untuk melaksanakannya, melaksanakan shalat sunnah tersebut membantu manusia untuk terkabulnya permohonan manusia, yaitu dengan mendapatkan Rahmat, Hidayah, dan InayahNya. Dengan pelaksanaan ibadah shalat maka secara berlahan tapi pasti bagi manusia yang terganggu kesehatan mentalnya akan mengalami proses penyembuhan dan tergantikan dengan perasaan tenang, tentram.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian shalat?
2.      Bagaimana kedudukan shalat tersebut?
3.      Apa hubungan anatara shalat dan kesehatan mental?
4.      Mengapa Shalat dikatakan sebagai obat?
5.      Apa saja manfaat dari gerakan shalat bagi kesehatan?

C. Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian shalat
2.      Untuk mengetahui kedudukan shalat
3.      Untuk mengetahui hubungan antara shalat dan kesehatan mental.
4.      Untuk mengetahui arti dari shalat adalah sebagai obat.
5.      Untuk mengetahui manfaat shalat bagi kesehatan.









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Sholat adalah segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan yang diakhiri dengan salam, dan wajiblah mengerjakan itu pada waktu-waktu tertentu. Shalat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari kehidupan seorang muslim. Jadi shalat merupakan perbuatan yang terus menerus dilakukan seorang muslim selama hidupnya.[1]
Sholat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh syar’i. Karena sholat itu adalah merupakan pokok (yang utama) dari agama Islam. Sebagaimana sabda Nabi Saw. yang artinya sebagai berikut :
“sholat itu adalah tiang daripada agama, maka barang siapa yang mendirikannya, maka berarti ia telah mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah mrbohkan agama”.
B. Kedudukan sholat
Islam adalah sumber ajarannya Al-Qur’an dan Sunnah, sangat memperhatikan tentang perihal ibadah sholat. Didalam islam, sholat itu adalah merupakan suatu perintah yang harus di utamakan, dan merupakan suatu kewajiban yang harus ditunaikan, serta diancam dengan azab yang pedih bagi yang meninggalkannya. Ia adalah induk dari agama islam, kunci dari pada surga, suatu amalan yang baik, dan merupakan amal perbuatan orang mukmin yang pertama kali akan di hisab pada hari perhitungan (kiamat) nanti.
Rasulullah sendiri telah menjadikan sholat itu sebagai ciri utama atau tolak ukur di dalam menetapkan orang itu memiliki keimanan atau tidak, dan sebagimana tanda pembeda antara orang muslim dan orang kafir. Sebagimana sabdanya yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim dan Ash-Habus Sunan yang artinya sebagai berikut :
“perjanjian (yang mengikat) antara kami dan mereka adalah sholat, maka barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah kufur”.
Pada suatu saat, Rasulullah Saw telah menuturkan tentang sholat, lalu beliau bersabda yang artinya sebagai berikut :
“barang siapa memeliharanya, ia akan mendapat sinar bukti yang kokoh dan kesuksesan pada hari kiamat (nanti); tapi barang siapa tidak memeliharanya, ia tidak akan mendapat sinar, tidak mempunyai bukti yang kokoh dan tidak mempunyai kesuksesan. Dan ia pada hari kiamat nanti, akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf. (H.R. Ahmad dan Ibnu Hibban).
Para Ulama’ membersihkan tangannya tentang maksud dari hadis Nabi Saw diatas, yaitu: barang siapa yang meninggalkan sholat karena disibukkan oleh urusan harta kekayaannya, maka mereka akn bersama dengan Fir’aun; barang siapa meninggalkannya karena disibukkan oleh urusan kepemimpinan dan kementriannya, karena disibukkan urusan perdagangannya, maka mereka akan bersama Ubay bin Alaf.
Demikianlah kedudukan sholat di dalam Islam, dan lebih dari itu ia adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh kaum muslimin. Dan ia adalah ibadah paling dominan atau paling penting di dalam Islam, sehingga di dalam menerimanya Rasulullah Saw sendiri harus menghadap kehadirat Allah Swt, yaitu lewat Isra’ dan Mi’raj. Kalau semua perintah ibadah (selain sholat) cukup dikeluarkan di bumi, tapi lain halnya dengan sholat! Semua itu tidak lain adalah sangat pentingnya kedudukan sholat dalam Islam[2].

C. Hubungan Shalat dengan Kesehatan Mental
Shalat merupakan suatu aktivitas jiwa yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi transpersonal. Shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan seorang manusia untuk menemui Tuhan Semesta Alam. Shalat dapat menjernihkan jiwa dan mengangkat orang yang menunaikannya untuk mencapai taraf kesadaran yang lebih tinggi dan pengalaman puncak spiritualitas. Shalat memiliki kemampuan untuk mengurangi kecemasan karena ia merupakan meditasi tertinggi dalam islam. Gerakan shalat merupakan sebuah proses relaksasi. Bacaan-bacaan dalam shalat bisa memunculkan auto sugesti yang membuat kita selalu berpandangan progesif terhadap permasalahan yang dihadapi. Ketika shalat, ruhani bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indra melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya.
Kesehatan mental (Mental Hygiene) adalah terhindarnya individu dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.
Cara dan sikap dalam menghadapi segala permasalahan sangat ditentukan oleh kesehatan mental. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental lah yang  menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup atau tidak. Orang yang sehat mentalnya tidak akan mudah merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan  atau kegagalan hidupnya dengan tenang.
Seseorang dikatakan terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, depresi, dan prilaku abnormal. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang bermasalah kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Di antara gangguan jiwa yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, inferior, pemarah, ragu dsb.
Kepribadian seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya, dan pembentukan bukan merupakan pekerjaan yang mudah, shalat merupakan kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan atau kegiatan amalan tahunan (salat idhul fitri dan idul adha) dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian, yaitu manusia yang bercirikan : disiplin,taat waktu,bekerja keras,mencintai kebersihan,senantiasa berkata yang baik.[3]
1. Shalat merupakan Terapi Mental Paling Ampuh
Saat seseorang shalat terjadilah proses penentraman jiwa dan relaksasi tubuh dalam menghadap Sang Pencipta secara berulang-ulang. Shalat menjadi sebuah momen dimana seseorang dapat meredakan emosi dan melunakkan kegelisahan di antara rutinitas sehari-hari yang ia jalankan. Dari sini, akan terpancar ketentraman jiwa dan ketenangan fisik yang diperlihatkan oleh shalat.
2. Shalat adalah salah satu teknik terbaru dalam Terapi Perilaku yang dipraktikan oleh para psikiater
Psikiater yang menggunakan shalat sebagai media terapi, akan melatih dan membiasakan pasien untuk mengubah posisi saat marah. Misalnya, kalau pasien sedang marah sambil berdiri maka disarankan untuk duduk. Jika pasien duduk dalam keadaan marah, maka disarankan untuk berbaring terlentang lalu membuang ketegangan saraf sampai kemarahannya hilang. Dalam dunia kedokteran, hal ini disebut "pembentukan perilaku".
3. Shalat memiliki beberapa faktor penyembuhan seperti berikut:
a. Pembentukan komunitas masyarakat yang hidup dalam lingkungan kasih sayang.    
Orang yang sholat jiwanya akan merasa tentram dan aman sehingga timbul rasa saling mengasihi sesama umatNya.
b. Pembentukan sikap lembut dan rendah hati kepada orang lain.
Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang shalat tidak ada perbedaan perasaan lebih tinggi dari pada seseorang yang lainnya, meskipun ia seorang pejabat sekalipun. Karena dihadapan Tuhan, semua makhluk tidak ada yang lebih besar atau kecil jabatannya dalam shalat.
c. Mengkikis habis faktor-faktor kedengkian tertahap orang lain.
Pada intinya, seseorang yang paham dengan manfaat shalat ia akan senantiasa memiliki anti-dengki terhadap sesamanya, karena didalam shalat terkandung kelembutan yang bisa membuat hati pelaksananya tenang.
d. Pemupusan rasa asing yang banyak dikeluhkan para penderita penyakit jiwa.  
            Dalam shalat, seseorang yang jiwanya sakit, akan melihat banyaknya harapan karena buah dari kesabarannya melaksanakan shalat. Dengan muatan faktor yang begitu hebat, maka shalat tidak diragukan lagi sebagai obat mujarab yang menyembuhkan Penyakit di dalam hati. Itulah alasan Allah menyuruh manusia untuk melakukan shalat yang tidak lain adalah untuk kebaikan manusia sendiri.[4]
D. Sholat Adalah Obat
Pernahkah anda mengamati bahwa saat selesai melaksanakan shalat tubuh anda terasa lebih segar dan bugar? Apakah karena air wushu yang kita gunakan? Atau karena tata gerakan shalat yang sedemikian ibarat gerakan senam aerobik? Jika memang demikian pemikiran kita, lalu mengapa kadang seusai mandi kita justru merasa lelah, bahkan mengantuk? Atau seusai senam aerobik kita justru merasa lebih yang berkelanjutan? Berdasarkan analisis kami, dalam kedua contoh tersebut tidak terjadi keadaan homeostasis dan equilibrium. Saat melakukan senam aerobik, terjadilah pembakaran kalori yang sedemikian besar. Jika gerakan ini bisa dilakukan secara baik dan benar, akan terjadi pembakaran yang sempurna. Sebaliknya jika dilakukan dengan kurang baik dan benar, akan terjadi penumpukaan asam laknat yang berlebihan dalam tubuh. Penumpukan inilah yang menyebabkan rasa letih dan capek.
Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar atau tidak dan secara sinergis dan harmonis membeotak. stimulus stimulus penting bagi kerja berbagai sistem tubuh manusia. Masing-masing tata gerakan shalat tadi menstimulasi sistem saraf, baik di percabangan daerah punggung, ketiak bahu, pergelangan tangan dan kaki. Jika terstimulasi, sensor sensor saraf ini akan bereaksi terhadap organ organ tertentu didalam tubuh. Saat gerakan tersebut berlangsung, komponen komponen anatomi tubuh manusia yang bisa diamati secara nyata adalah kulit pembungkus tubuh. Pada kulit ini terdapat ujung ujung saraf dan kelenjar, otot otot badan dan anggota gerak, tulang tulang badan dan anggota gerak ( lengan / tangan dan tungkai atau kaki ) beserta sendi sendinya, seta serabut serabut saraf beserta simpul simpulnya.komponen komponen anatomi tubuh manusia yang tak tampak secara nyata anatara lain organ organ dalam tubuh ( otak,paru paru, jantung, usus, ginjal, kandung empedu, dan lain lain), pembuluh darah ( besar dan kecil) beserta aliran darah didalamnya, kelenjar, hormon, dan cairan otak.
Saat melakukan (gerakan) shalat, terdapat motivasi mendasar dalam diri kita bukan hanya secara spiritual berupa kebutuhan untuk mewujudkan segenap rasa syukur kepada sang Khalik. Sang maha berkehendak atas seluruh isi jagat ini, tetapi juga kesadaran mendalam akan segenap rukun shalat, termasuk rukun wudhunya. Dalam keadaan seperti ini, timbullah ketenangan dalam pikiran dan qolbu yang nantinya diharapkan bermuara pada khusyuk dan tumakninah. Ketenangan ini merupakan fase yang bermanfaat bagi tubuh untuk rileks dan mengistirahatkan segenap aktivitas organ dan sistem organ, setelah sehari penuh diaktifkan. Ketenangan ini menyebabkan hormon adrenalin, hormon penggalak aktivitas tubuh, tidak melonjak terlalu tinggi. Dan dalam ketenangan ini timbul kebahagiaan serta ketentraman, yang memungkinkan tubuh memiliki kesempatan untuk memperbaiki segala macam kerusakan tubuh.
Keadaan ini merupakan penyembuhan alami diri sendiri atau self healing, termasuk didalamnya menyeimbangkan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Jika penyembuhan alami ini terjadi, tak ayal sehat dan bugarlah yang kita peroleh sehingga menjadi tindakan preventif terhadap sakit dan penyakit atau modulator penyembuhan manakala sakit.
Setelah memahami uraian diatas, barulah kita bisa melakukan dan memahami makna rahasia gerakan shalat terkait dengan pencegahan dan perawatan kesehatan tubuh dan memahami pergerakan ruas ruas tulang belakang, yang setiap segmenya memiliki arti anatomi dan fungsi penting bagi kinerja saraf tulang belakang itu sendiri. Sebagai contoh, pada shalat sistem saraf simpatis akan meregang dan terstimulus. Pada saat posisi badan membungkuk ke depan saat rukuk, sistem saraf simpatis mengalami relaksasi.
E. Manfaat Gerakan Shalat untuk Kesehatan
1.      Gerakan Takbiratul Ihram
Gerakan takbiratul  ihram ini mempunyai manfaat melancarkan aliran darah, getah bening dan kekuatan otot lengan, posisi jantung berada di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh[5]. Saat mengangkat kedua tangan otot bahu merenggang sehingga aliran darah kaya dengan oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah, sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
2.      Ruku’ dengan Thuma’ninah
Gerakan ruku’ ini dapat menjaga kesempurnaan dan fungsi tulang belakang sebagai penyanggah tubuh dan pusat syaraf. Mensejajarkan posisi jantung dengan otak, sehingga aliran darah maksimal mengalir pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu pada lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Ruku’ juga latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
3.      I’tidal dengan Thuma’ninah
Gerakan ini melatih pencernaan dengan baik, organ-organ pencernaan dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Pencernaan menjadi lebih lancar, dan ketika berdiri setelah ruku’ dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun kebawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Gerakan ini menjaga saraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan tiba-tiba.
4.      Sujud dengan Thuma’ninah
Bila sujud dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala termasuk pula mata, telinga, leher, pundak, dan hati. Efektif mencegah sumbatan pembuluh darah jantung, sehingga risiko terkena jantung koroner dapat diminimalisir. Dengan sujud juga dapat memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan darah yang kaya oksigen bisa mengalir secara maksimal sehingga dapat mencegah terkena stroke dan mencegah dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita dapat memberikan kesuburan dan kesehatan organ wanita. [6]
5.      Duduk Diantara Dua Sujud
Cara duduk diantara dua sujud ini dapat menyaimbangkan sistem elektrik saraf keseimbangan tubuh kita. Menjaga kelenturan saraf di bagaian  paha dan cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf dapat mencegah penyakit diabetes, sulit buang air kecil, prostat dan hernia.
6.      Duduk Tasyahud Awal
Pada saat duduk tasyahud awal lipatan paha dan betis bertemu. Gerakan ini dapat mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran dan menjaga agar kaki optimal menopang tubuh kita. Pada saat duduk iftirasy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf paha.
7.      Duduk Tasyahud Akhir
Gerakan ini lebih baik dari gerakan bersila dan berguna membongkar pengapuran pada cekungan kaki kiri, agar saraf keseimbangan  yang berhubungan dengan saraf mata, sehingga konsentrasi akan meningkat dan terjaga. Kemudian duduk tawarruk juga sangat baik untuk pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deverens. Jika dilakukan dengan benar postur ini akan mencegah impotensi.
8.      Salam Ke Kanan dan Ke Kiri
Gerakan ini menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri sehingga menarik urat leher yang berfungsi menjaga kelenturan urat leher. Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal dapat menghasilkan relaksasi otot sekitar leher dan kepala serta menyempurnakan aliran darah dikepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan mengencangkan kulit wajah.[7]















BAB III
PENUTUP

Sholat dengan kesehatan mental pada diri seseorang sangatlah erat kaitannya, dengan mengerjakan sholat selain kita dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. juga sebagai daya penunjang bagi kesuburan mental setiap orang mukmin. la akan menguatkan mental seorang mukmin untuk senantiasa mengerjakan kebajikan dan memnggalkan atau menjauhi segaLa kejahatan dan kemungkaran, memerangi kelesuan disaat menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup serta kenikmatan Sholat akan menanamkan dalam jiwa. kesadaran adanya kontrol Ilahi. Memelihara aturan-Nya, menjaga kedisiplinan waktu, takut akan ancaman dan siksaan-Nya dan sanggup mengalahkan sikap-sikap kemalasan. memperturutkan hawa nafsu dan segala sifat kelemahan manusiawi lainnya.
Shalat dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita, dan juga melepaskan kemampuan yang luar biasa yang menjadikan seseorang lebih siap menerima ilmu pengetahuan, hikmah, serta sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lain. Disamping itu, shalat juga memiliki pengaruh penting dalam menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stress, yang dianggap biang keladi munculnya penyakit jiwa. Hal ini karena shalat dapat menghapus dosa dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan harapan meraih ampunan dan ridha dari Allah.




DAFTAR PUSTAKA

Arbain, Muhammad, Shalat for therapy, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014, hal 18-20
Bahnasi, Muhammad, Shalat sebagain terapi psikologi, Bandung: Mizania, 2007, hal. 17.
Digilib.uin-suka.ac.id
http://darunasyiin.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 25 februari 2017 pukul 12.41
Musbikin, Imam, Terapi shalat: keajaiban gerakan shalat bagi kesehatan, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011, hal. 84
Wratsongko Madyo,“Shalat Obat”, Jl.Palmerah barat 29-57 Jakarta: Kompas Gramedia building, Hal. 17.






[1] Bahnasi, Muhammad, Shalat sebagain terapi psikologi, Bandung: Mizania, 2007, hal. 17.
[2] http://darunasyiin.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 25 februari 2017 pukul 12.41
[3] Wratsongko Madyo,“Shalat Obat”, Jl.Palmerah barat 29-57 Jakarta: Kompas Gramedia building, Hal. 17.
[4] Digilib.uin-suka.ac.id
[5] Musbikin, Imam, Terapi shalat: keajaiban gerakan shalat bagi kesehatan, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011, hal. 84
[6] Arbain, Muhammad, Shalat for therapy, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014, hal 18-20
[7] Ibid., hal 21-22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gender Dan Feminisme

GENDER DAN FEMINISME A.Gender 1) Pengertian gender                 Pada prinsipnya perbedaan gender (gender differences) bukanlah persoalan, yang menjadi persoalan adalah adanya perbedaan gender dijadikan sebagai legitimasi munculnya ketidakadilan gender.   Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.   Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan. Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode.                 Gender sering diidentikkan dengan jenis kelamin (sex), padahal gender berbeda dengan jenis kelamin. Ge...
Happy 8 bulan.