tak pernah terlalu baik untuk diucapkan
dan tak pernah terlalu syahdu untuk disenandungkan
hanya bagai daun jatuh terbawa angin dan hilang
seruan tak lagi mengguncang
serta gertakan yang mulai melirih pelan
rindu akan ayunan kain benderaku yang kujunjung tinggi
dengan seribu tangan yang berjuang
kini tak lagi menghias langit
tak lagi terseru suara gerakan
seringai mulut-mulut berasaskan ideologi dan hukum sosial
wahai mahasiswaku,
kau telah terpaku pada bangku yang menarikmu
pada tumpukan kertas kosong yang menunggu kau isi
coretan tangan berurutan
dengan runtutan kata yang kau curah beraikan dengan warna pekat
demi nilai dan jabatan
pemudaku........
bangkitlah
kembangkan semangat gempitamu bagai kembang api
diujung tahun
gemparkan negerimu dengan suara perdamaian
gertakkan kembali jalan yang hanya penuh dengan suara klakson
yang sibuk dengan ego dan otak rupiah
dan tak pernah terlalu syahdu untuk disenandungkan
hanya bagai daun jatuh terbawa angin dan hilang
seruan tak lagi mengguncang
serta gertakan yang mulai melirih pelan
rindu akan ayunan kain benderaku yang kujunjung tinggi
dengan seribu tangan yang berjuang
kini tak lagi menghias langit
tak lagi terseru suara gerakan
seringai mulut-mulut berasaskan ideologi dan hukum sosial
wahai mahasiswaku,
kau telah terpaku pada bangku yang menarikmu
pada tumpukan kertas kosong yang menunggu kau isi
coretan tangan berurutan
dengan runtutan kata yang kau curah beraikan dengan warna pekat
demi nilai dan jabatan
pemudaku........
bangkitlah
kembangkan semangat gempitamu bagai kembang api
diujung tahun
gemparkan negerimu dengan suara perdamaian
gertakkan kembali jalan yang hanya penuh dengan suara klakson
yang sibuk dengan ego dan otak rupiah
Komentar
Posting Komentar